PROFIL SINGKAT YAYASAN PENDIDIKAN AL HUSNA
DAN STAI ALTA KOTA TANGERANG


Di dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 25, adalah landasan berpijak, niatan serta cita-cita dari para pendiri Al Husna kiprahnya didunia pendidikan, maka berangkat dari ketulusan dan keihklasan lahirlah sebuah lembaga pendidikan dan social yang bertujuan untuk membentuk insane yang tahu akan ma’rifatullah, mengenal Allah sebagai tuhannya serta hak dan kewajibannya kepada Allah swt, sekaligus menjadikan generasi-generasi yang qur’ani dan mempunyai tugas mengemban amanah sebagai khalifah fil ardli untuk mensejahterakan umat guna kebahagiaan dunia akhirat, oleh karena itu amanah dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dituntut peran serta masyarakat untuk dapat ikut andil dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa juga realisasi dari Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yayasan Pendidikan Al Husna Kota Tangerang yang didirikan pada tahun 1939dan diaktenotariskan pada tahun 1959. Yang saat ini dimiliki 8 lembaga pendidikan formal, yakni : RA, SD, SMP, MTs, SMA, SMK, MDA dan Lembaga Komputer, dan pada tahun 2007  membuka sebuah perguruan tinggi yang mana perguruan tinggi saat ini masih sangat sedikit jumlah diwilayah kota dan kabupaten tangerang. Dengan modal pengalaman dan sarana yang menunjang Yayasan Pendidikan Al Husna membuka Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) yang sekarang tahun 2012 dirubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dengan Program studi S-1 Ekonomi syari'ah, Manajemen Pendidikan Islam serta S-2 Ilmu Administrasi (Magister Administrasi Publik, Magister Administrasi Bisnis, Magister Administrasi Pemda, Magister Administrasi Pendidikan) yang berkerja sama dengan STIA "YAPPANN" Terakreditasi "B" BAN PT dan ini juga merupakan sebuah kebutuhan masyarakat kota/kabupaten tangerang yang setiap tahunnya meluluskan hampir 50.000 siswa SLTA ditambah dengan tenaga honorer atau PNS yang belum memiliki sertifikasi S1.
Atas situasi dan kondisi inilah Yayasan Pendidikan ditantang serius dan professional untuk berbuat yang terbaik demi cerdasnya masyarakat dan kesinambungan dunia pendidikan hingga perguruan tinggi.
Yayasan Pendidikan Islam Al Husna yang di akte notariskan pada tahun 1959, jauh sebelum itu Yayasan Pendidikan Islam sudah berdiri (de facto operasional) sekitar tahun 1939 yang diprakarsai oleh KH. Ali Akbar, ayah dari KH. Soleh Ali Akbar, yang memulai kegiatannya dari pengajian yang bertempat di jl. Perintis, babakan Tangerang.
KH.Soleh Ali yang dilahirkan di tangerang merupakan tokoh/ulama yang hidup pada jaman penjajahan jepang dan belanda sehingga pada masa hidupnya banyak dimanfaatkan untuk dakwah khususnya dalam bidang pendidikan agama. Di dalam perjalanannya KH. Soleh Ali tentunya banyak mengalami rintangan dan hambatan namun karena niat ikhlas serta didorong oleh semangat juangnya yang gigih, hambatan dan rintangan dapat dilalui dengan mudah.
Pada tahun 1959, KH. Soleh Ali bersama dengan para sahabatnya antara lain : H.Somawinata (mantan bupati tangerang pertama)KH.Syuhada Abduh (mantan direktur PDAM Tangerang), KH.Abdullah Amin, H.Sagaf Usman (Mantan Anggota DPD RI)H.A.Djaelani, H.M.Sidiq Muhibi, H.Ma’sum Salim, H.Marzuki dan H.M.Toha telah mendaftarkan lembaga AL Husna menjadi sebuah lembaga pendidikan yang berbadan hukum melalui notaris Rd.Soeja di Jakarta.
Tempat pengajian atau belajar masih berpindah-pindah di karawaci, di babakan, di jl.syekh yusuf, di pos gerendeng, di jl.a.damyati (gudang balok), bahkan pernah dirumah beliau sendiri (KH.Soleh Ali) di Jl.Kisamaun dan terakhir pada tahun 1955 di pasar anyar d/h bubulak (sekarang Jl.siswa no.1).
KH.Soleh Ali merupakan figur central di tangerang, pada masanya banyak masyarakat khususnya umat islam bertanya kepada beliau tentang persoalan agama, bahkan untuk penetapan waktu ramadhan dan idul fitri, banyak masyarakat/umat islam tangerang menunggu fatwa dari beliau, disamping beliau dikenal sebagai seorang ulama beliau juga dikenal sebagai seorang pejuang dan pemikir, disamping itu beliau juga sering hafidz, beliau sangat gemar membaca sampai-sampai buku yang beliau miliki tidak terbatas pada buku agama tapi buu-buku umum bahkan belaiu juga membaca injil (perjanjian baru/lama) dan buku-buku dari berbagai bahasa baik Indonesia, inggris, jepang, belanda dan arab. Dan karena itu pula beliau mempunyai wawasan berfikir yang sangat moderat.
Al Husna sekitar tahun 1940an pola pembelajarannya pada waktu itu berbentuk pengajian dan itu berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya, karena beliau tidak memiliki tempat. Beliau dikenal sebagai figur yang sangat sederhana, bahkan sampai akhir hayatnyapun beliau tidak memiliki harta peninggalan, makanya tempat yang pasti untuk Al-husna pada waktu itu tidak dimiliki namun berkat jasa-jasa beliau Pemerintah daerah pada waktu itu yang dipimpin oleh bupati H.Soemawinata memberikan hibah sebidang tanah yang berlokasi di jl.a.damyati.
Pertama kali pengembangan sekolah yang dikelola  oleh Yayasan Pendidikan Islam AL Husna adalah sekolah kejuruan (SGBI) yang kemudian berubah menjadi PGA, OGII dan pada tahun 1955 bertempat dirumah beliau jl.kisamaun terbentuk Madrasah Ibtidaiyah yang kini menjadi MDA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar